Malam masih belum begitu larut, baru sekitar pukul 20.00, Kamis pekan lalu. Tapi Dita, 35 tahun, terpaksa menelan kekecewaan karena beberapa menu yang ia pesan di Kedai Kayu Manis saat itu telah ludes. “Sudah dibela-belain datang dari jauh, eh, semua yang dipesan habis,” kata perawat di sebuah rumah sakit tersebut.
Dia bercerita pertama memesan nasi ayam bakar madu tapi dibilang habis. Waktu ganti pesan nasi bakar ikan peda petai, juga dikatakan kosong. Terakhir pesan sop iga rempah pun ludes. “Wah, gimana dong, saya makan apa? Yang masih tersedia apa saja?” dia bertanya kepada Anas, manajer tempat itu, yang mendekatinya. Sepuluh menit kemudian Anas mengantarkan nasi iga bakar madu ke meja Dita.
Kepada Dita dia meminta maaf jika merasa tidak nyaman. “Banyak tamu datang pada last minute, sekitar jam 19.00, saat semua makanan banyak yang kosong,” dia berkata dengan sopan.
Kedai KayuManis yang berlokasi di kawasan Kayu Manis, Jakarta Timur, itu memang tengah menjadi salah satu tujuan tempat bersantap percinta kuliner Ibu Kota. Mengusung menu kuliner cita rasa Nusantara dan dengan tempat yang nyaman, hal ini menjadi daya tarik utama bagi pelanggan. Belum lagi pelayanan yang sopan dengan harga menu yang terjangkau.
Menurut RAB Gandhi, pemilik tempat yang berdiri pada 2014 ini, mereka juga menyajikan menu variasi Nusantara saban tiga bulan sekali. Jadi secara umum, inilah yang bisa anda temui: nasi bogana, pecel Madiun dengan empal serundeng, nasi jinggo, nasi kuning, aneka nasi bakar, nasi rakyat, soto Betawi, soto ambengan, dan lontong capgome. Mantap, bukan? Jadi, “Tak perlu berkeliling Indonesia karena semua menu kuliner Nusantara tersaji di sini,” dia berpromosi.
Tersedia juga menu camilan seperti pisang bakar cokelat keju, pisang goreng tanduk, singkong stik crispy, jamur, tempe mendoan, cireng bumbu rujak, dan lain-lain. Harganya mulai dari Rp 2.500 untuk aneka sambal hingga Rp 30 ribu. Minuman dibanderol dengan harga mulai dari Rp 6.000 sampai Rp 12 ribu.
Di luar menu tersebut, Kedai juga melayani pesanan nasi kotak, pesan antar, katering, dan paket tumpeng. “Harga dan menu sesuai dengan bujet pelanggan,” kata Anas.
Dengan berbagai jurus itulah Kedai ini kemudian mulai menarik pencinta kuliner. Tak menunggu lama, kesuksesan itu membuat Gandhi melebarkan sayap. Dia lalu membuka Kedai KayuManis Express di kawasan Saharjo Tebet pada 2015. “Namanya tetap Kedai KayuManis dan yang di Tebet lebih banyak melayani pesanan antar atau bawa pulang,” ujar Gandhi.
Kedai KayuManis ini juga menjadi referensi untuk berbagai penyelenggaraan acara, seperti arisan, reuni, khitanan, ulang tahun, aneka rapat, sampai pernikahan sederhana. Pelanggan bisa memilih menggunakan ruang di dalam atau luar. Untuk konsep standing party, secara total bisa menampung 200 orang. “Banyak juga yang bikin acara dengan konsep lesehan. Kalau begitu bisa menampung jumlah lebih banyak lagi,” ujar Anas.
Kedai KayuManis tidak sendirian. Di kawasan ini juga terdapat Amore Soto yang menyajikan kuliner serba soto, dari soto mi, soto ayam, soto ceker, soto daging, hingga soto Betawi. Kemudian ada Hawai Salon, lalu Geurlis Salon yang berkonsep one-stop shopping. Ada pula Warung Solo Sandi, Soto Mie Bogor Kayu Manis, dan masih banyak lagi. Mereka semua meramaikan kawasan ini menjadi sebuah sentra kuliner.
Baca: Tumpeng Ulang Tahun
Rupanya kehadiran mereka diminati warga. Tak mengherankan, setiap sore atau pada akhir pekan jalan sepanjang kawasan ini akan padat dengan kedatangan pencinta masakan dan menimbulkan kemacetan.
Pengamat gaya hidup, Sonny Muchlison, mewanti-wanti bahwa maraknya pusat kuliner baru seperti itu bisa jadi hanya kecenderungan sesaat belaka. “Tapi masyarakat kita sering dikejutkan atau merasa surprise. Dasarnya semata karena tren,” kata dia.
Begitu pula konsumennya. Sonny menengarai kehadiran banyak orang di kawasan seperti itu karena latah. ” Kalau tidak ke sana berasa tidak gaul,” kata dia.
Sonny punya panduan bagi pencinta kuliner sejati. Mereka, kata dia, harus memilih tempat berdasarkan cita rasa. Pecinta kuliner yang baik adalah yang konsisten merespons tempat makan dan bukan karena kehebohan sementara.
Dia mencontohkan tempat-tempat yang terbukti sudah teruji oleh waktu, seperti Bakmi Boy (Mayestik), Bakmie Gang Kelinci, Soto Gebrak (Setiabudi), Coto Makassar Daeng Tata (Kasablanka, Tebet), Bubur Barito, dan Gulai Tikungan di sudut Melawai Blok M. “Tempat-tempat ini dikenal dan bertahan karena konsistensi cita rasa.”
Tampaknya, inilah yang akan dijawab dan dibuktikan oleh pelaku usaha di kawasan Kayu Manis tersebut.
Sumber: http://koran.tempo.co/konten/2016/11/12/408126/Cita-Rasa-Nusantara-di-Kayu-Manis